- Minggu, September 25, 2011
- 0 Comments
Jauh sudah angan ini terbang, melayang menembus batas ruang. Tak sadar kini aku mulai terperangkap dalam sudut jiwamu yang indah.
Jauh sudah hasrat ini hanyut, terbawa arus waktu yang tak menentu. Tak sadar kini ku terdampar, di tepian hatimu yang cantik. Tak ingin rasanya aku berlalu meninggalkan pantai hatimu. Terlalu lelah sudah jiwa ini, sudah saatnya aku bersandar.
Jauh sudah diri ini berkelana, mencari dan menanti datangnya cinta. Berharap dari dirimu kan ku dapatkan semua, segala yang selama ini aku damba.
Jauh sudah hasrat ini hanyut, terbawa arus waktu yang tak menentu. Tak sadar kini ku terdampar, di tepian hatimu yang cantik. Tak ingin rasanya aku berlalu meninggalkan pantai hatimu. Terlalu lelah sudah jiwa ini, sudah saatnya aku bersandar.
Jauh sudah diri ini berkelana, mencari dan menanti datangnya cinta. Berharap dari dirimu kan ku dapatkan semua, segala yang selama ini aku damba.
- Senin, September 05, 2011
- 2 Comments
Beberapa jam yang lalu gue baru aja di off dari tempat kerjaan gue. Sedih atau nyesel? Ga, ga sama sekali. Hanya saja ada beberapa keputusan yang menurut gue ga konkrit.
Sebelum gue ngomong panjang lebar di sini, ada beberapa hal yang perlu di garis bawahi. Pertama, masalah kerajinan, kerapian, dan kedisiplinan, gue rasa gue udah menyesuaikan dengan standar yang ada, dan gue sendiri sebisa mungkin untuk selalu mematuhi peraturan yang ada. Kedua, setahu gue, ada 2 alasan kenapa orang di off : Absen sering bolong dan Gagal kejar target. Kalo masalah absensi, terhitung sejak pertama masuk (15 Juli) kemaren sampe tanggal 4 Agustus cuma bolong sekali. Dan alesan gue cukup logis. Kemaren beberapa rekan yang ketauan kurang lebih 3 kali bolos pun udah di off duluan. Sedangkan rekan gue yang lain ada yang sampe berlangganan bolos, sampe hari ini masih aman. Wewh... apa kabar keadilan?
Dan yang terakhir masalah gagal target, mungkin alasan inilah yang dipake buat nge-off in gue. Gue akui sejak pertama masuk sampe terakhir kemaren aktif, gue memang jarang dapet target. Tapi, hey.. tunggu dulu.. Gue ga sendiri... dan satu lagi poin penting : Meskipun ga sampe target, tapi pencapaian target gue belakangan ini gue mengalami peningkatan drastis dibanding minggu-minggu awal. Kalo ga percaya liat aja sendiri di form laporan gue. Bukankah itu sebuah hal yang positif? Kenapa ga berpikir kesitu?
Dan masalah sering gagal target ini gue punya alasan yang mungkin sebagian rekan gue sependapat dengan gue.
Dan alasannya adalah sebagai berikut :
1.) Di tempat kerja, kita bekerja secara berpasangan. Otomatis kerjasama sangat diperlukan. Rajin atau ga'nya pasangan kita maka akan berpengaruh terhadap hasil kerja kita. Jika pasangan kita gagal target otomatis maka kita juga akan gagal target, begitu juga sebaliknya. Jadi kalo menurut gue, jika kita menilai hanya dari satu pihak saja maka itu sangat-sangat ga adil.
2.) Jenis barang mempengaruhi hasil kerja. Maksud gue jika berbeda jenis barang yang dikerjakan, maka akan berbeda pula cara pengerjaan, waktu penyelesaian serta jumlah hasil yang di dapat.
3.) Penempatan barang mempengaruhi durasi kerja. Jika penempatan barang kurang cermat (misal : terlalu mepet dengan rak, berjajar, atau jarak antara satu barang dengan barang yang lain terlalu berdekatan maka akan berpengaruh dengan cara kerja kita. Mau ga mau kita harus rela membuang waktu yang seharusnya untuk mengeksekusi barang malah untuk merubah posisi ke yang lebih efektif.
- Kamis, Agustus 11, 2011
- 0 Comments
Gue baru sadar, ternyata nyari gawe hampir mirip sama nyari pacar ya? Meskipun keliatannya banyak lowongan, tapi nyatanya susah untuk mendapatkannya. Kadang orang yang rajin berusaha ngelamar sana ngelamar sini malah ga dapet jawaban-jawaban, justru malah orang yang ga niat nyari malah dapet duluan.
Kadang kita bisa menemukannya atas usaha sendiri, kadang ada juga yang dapet karena usaha orang yang kita kenal atau dicomblangin, ada juga yang dapet lewat sebuah yayasan atau istilahnya biro jodoh. Hehe..
Sebelum mencari, setiap orang pasti punya standar khusus atau kriteria pekerjaan yang kita pengen. Dan ketika sebuah tawaran pekerjaan datang, kita berhak buat menerimanya bila kita merasa cocok atau bahkan mungkin menolaknya bila pekerjaan tersebut ga sesuai dengan keinginan kita. Begitu juga sebaliknya, pihak yang memberi pekerjaan pun bila kita dianggap tidak sesuai dengan yang mereka inginkan, mereka juga berhak menolak atau bahkan mungkin mutusin kita di tengah jalan.
Setelah kita dapet kerjaan yang benar-benar kita inginkan, maka kitapun akan merasa enjoy dan penuh tanggung jawab dalam menjalaninya. Namun bila setelah dijalani ternyata pekerjaan tersebut ga cocok, maka kita pun akan setengah hati dalam menjalaninya atau malah mungkin bisa juga kita memilih untuk undur diri atau resign dan bersiap untuk mencari pengganti yang baru. Bila tetap dijalani, maka yang ada hanya akan membuang waktu sia-sia saja.
Seperti pacaran, kalimat sakti pepatah jawa 'Witing tresno jalaran soko kulino' pun berlaku di dalam dunia kerja. Rasa cinta terhadap pekerjaan pun bisa tumbuh dengan sendirinya seiring dengan jalannya waktu, meskipun pada awalnya kita merasa ga yakin dengan pekerjaan tersebut. Seperti yang terjadi pada gue sekarang, entah kenapa gue udah mulai menikmati pekerjaan gue sekarang justru malah disaat pekerjaan tersebut seperti udah ga butuh gue lagi, meski pada awalnya gue ga yakin bakal bisa bertahan disana. Yeah..
- Senin, Agustus 08, 2011
- 2 Comments
Ga tau kenapa, semalem gue mengalami mimpi yang menurut gue begitu buruk. Ga tau apa ini cuma sekedar bunga tidur atau memang bawaan gara-gara sebelum tidur antara gue sama cewe gue sempet terjadi pertengkaran kecil.
Dalam mimpi tersebut, ceritanya gue sama cewe gue lagi jalan pake motor, ga tau entah beli apaan, akhirnya motornya berhenti terus gue pinggirin. Dan tepat di seberang jalan gue berhenti, ada seorang cowo pake baju pink yang perhatiin kita mulu. Ga tau kenapa keliatannya dia kesel banget pas ngeliatin kita. Dia mukulin tembok, mobil, bahkan orang-orang yang lewat pun dia pukulin. Ga tau kenapa dia tiba-tiba lemparin gue pake batu, dan gue kena. Gue emosi. Gue samperin dia sambil marah-marah. Ga tau kenapa juga secara ajaib tiba-tiba pas gue deketin dia, gue liat ada sebuah lubang di dalam tanah, kalo diliat-liat bentuknya hampir mirip sama liang kubur.
Pada saat gue hampirin dia dengan penuh amarah, ternyata dia lebih marah lagi. Dia ngaku kalo dia itu mantannya cewe gue, dia juga bilang kalo dia ga seneng gue jadian sama cewe gue. Akhirnya dia nantangin gue fight, dengan syarat : Yang menang dapetin cewe dan yang kalah harus di kubur di liang yang tadi. Gue menyanggupi tantangan tersebut.
Singkat cerita, akhirnya gue yang memenangkan pertarungan tersebut. Itu artinya gue berhak atas cewek gue. Dengan muka yang babak belur dan penuh darah, dia pun gue dorong ke liang tadi. Tanpa berlama-lama lagi, gue pun langsung kubur dia hidup-hidup.
Dan hal yang paling mengejutkan pun terjadi, cewe gue memohon di kaki gue dan meminta gue supaya ga mengubur cowok itu yang sedang tergeletak tak berdaya. Dan yang paling menyedihkan lagi adalah, cewe gue bilang kalo ternyata dia masih sayang dan memilih untuk hidup bersama cowo tersebut ketimbang sama gue.
Sambil menangis cewe gue menuliskan sesuatu di tanah yang gue sendiri ga tau artinya sama sekali, sebab tulisan tersebut ditulis dengan huruf semacam huruf korea.
Yang gue inget, setelah cewe gue selesai bikin tulisan tersebut, cowo tadi yang dalam keadaan sekarat itupun mendadak bangkit dengan dibantu cewek gue. Dan satu hal yang berat buat gue, mereka berpelukan di depan mata gue. Masih dalam keadaan tercengang menyaksikan mereka, tiba-tiba cewe gue melepaskan dan melemparkan sebuah cincin yang ceritanya dalam mimpi tersebut sebelumnya melingkar di jari manisnya. Mungkin cincin tersebut adalah sebuah simbol cinta gue ke dia. Dan dari adegan tersebut dapat gue simpulkan bahwa dalam mimpi itu cewek gue lebih memilih cowok itu daripada gue. Situasi dan adegannya memang banyak yang ga masuk akal dan beberapa malah lebih sinetron banget, tapi entah mengapa dalam mimpi tersebut gue nelangsa.
Di akhir cerita, lagi-lagi hampir mirip dengan sinetron, akhirnya gue pun memilih untuk pergi meninggalkan mereka berdua dengan hati yang patah dan mata berkaca-kaca. Gue pun mengendarai sepeda motor gue dengan kecepatan tinggi sambil secara otomatis memori otak gue memutar kembali peristiwa yang baru terjadi (yang ini sumpah sinetron banget...).
- Sabtu, Agustus 06, 2011
- 0 Comments