Peribahasa Upil II

Rabu, April 18, 2012

Bagaikan upil lupa lubang idungnya.
Tidak tau diri.

Bermain air basah, bermain api hangus, bermain upil lengket.
Setiap pekerjaan atau usaha pasti ada resikonya.

Bagai upil di atas daun talas.
Tetap pendirian.

Bagai upil dibelah dua.
Dua orang yang serupa/kembar.

Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan upil di negeri sendiri.
Sebaik-baik negeri orang tidak sebaik di negeri sendiri.

Gajah di pelupuk mata tidak tampak, upil di seberang lautan tampak.
Aib sendiri yang besar tidak tampak, aib orang lain meskipun kecil tampak jelas.

Lain ladang lain belalang, lain lubang idung lain pula upilnya.
Tiap-tiap negeri atau bangsa berlainan adat kebiasaannya.

Guru ngupil berdiri, murid ngupil berlari.
Kelakuan seorang bawahan selalu mencontoh kelakuan atasannya.

Besar upil dari pada lubang idung. 
Sesak nafas.

Baca juga

0 komentar

Featured Post

Catatan Hati Seorang Pengendara Sepeda Motor

Hampir lima tahun sudah saya menjadi pengguna setia jalanan di Jakarta, hampir lima tahun juga saya mulai membiasakan diri untuk menik...

Like us on Facebook

Ads