Banyak yang bilang kalau hidup ini adalah sebuah pilihan. Tapi sampai sekarang, gue pribadi belum pernah tuh dikasih pilihan: mau jadi ganteng atau nggak. Nggak ada tuh formulir dari langit yang bunyinya:
"Silakan pilih wajah:
A. Ganteng kayak aktor Korea
B. B aja tapi bersinar dari dalam
C. Udah terlanjur... kita skip bagian ini."
Yap, kenyataannya kita nggak pernah sekalipun dikasih kesempatan untuk milih. Lahir di keluarga mana, bentuk hidung gimana, suara ketawa kayak apa, itu semua udah default dari pabrik. Nggak bisa diretur, nggak bisa tukar tambah. Kayak hadiah undian, yang penting terima dulu, mau cocok atau enggak urusan nanti.
Dan anehnya, hidup ini ironis. Terlalu banyak pilihan itu bikin pusing. Tapi nggak punya pilihan sama sekali juga bikin frustrasi.
Kayak jomblo akut yang mau cari pasangan. Pilihannya banyak, tapi semua bilang: "Kamu terlalu baik." Lah, kalau terlalu baik salah, gue harus jadi villain Marvel dulu baru laku?
Kadang hidup terasa kayak ujian pilihan ganda, tapi tanpa lembar soal. Kita cuma bisa nebak-nebak mana jawaban yang benar, sambil berharap semoga Tuhan ngasih nilai kelulusan meski kita nyontek dari pengalaman orang lain.
Hidup ini memang tentang pilihan. Tapi lebih tepatnya, tentang bagaimana kita menyikapi pilihan yang kita nggak bisa pilih.
Contohnya:
Kita nggak bisa pilih untuk lahir miskin atau kaya, tapi kita bisa pilih buat tetap miskin atau berusaha keluar dari situ.
Kita nggak bisa pilih lahir dengan wajah standar pabrik atau edisi terbatas, tapi kita bisa pilih buat tetap minder atau ngelawak aja sekalian biar dianggap "punya kepribadian".
Dan yang paling absurd adalah ketika kita sampai pada satu kesadaran:
“Kalau kita nggak bisa dapetin yang terbaik, ya... minimal dapetin yang lebih baik lah.”
Tapi itu pun kadang masih susah. Karena dalam banyak kasus, bahkan yang "lebih baik" pun nggak mau sama kita. Akhirnya kembali ke pilihan default: yaudah, jalanin aja.
Kebanyakan dari kita cuma bisa milih apa yang mau kita lakukan, tapi nggak pernah bisa milih apa yang akan kita dapatkan.
Mau kerja keras, belum tentu kaya. Mau setia, belum tentu dipilih. Mau jujur, belum tentu dipercaya.
Tapi bukan berarti kita berhenti. Karena satu-satunya hal yang benar-benar bisa kita pilih adalah: mau tetap jadi diri sendiri atau pura-pura jadi orang lain.
Gue pribadi sih lebih milih jadi diri sendiri, meski kadang disangka bercanda padahal lagi serius. Atau dianggap konyol padahal cuma pengin jujur.
Karena hidup ini udah cukup rumit, jangan ditambah dengan jadi orang lain yang kita sendiri nggak kenal.
Jadi... meski hidup seringkali nggak ngasih kita pilihan, jangan lupa: kita tetap bisa memilih untuk tetap waras, tetap jalan, dan tetap ketawa.
Karena kalau nggak bisa memilih untuk jadi ganteng, minimal kita bisa memilih untuk jadi menyenangkan.
- Rabu, April 01, 2015
- 0 Comments