Cuma sekedar ingin menyampaikan aspirasi aja sih... Setuju nggak setuju ya terserah...

Selasa, November 18, 2014

Tepat pukul 00.00 malam tadi, pemerintah resmi menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pastinya keputusan ini banyak menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Di antara tanggapan pro dan kontra tersebut, saya yakin banyak orang yang memang benar-benar tahu dan paham betul tentang permasalahan ini, banyak juga orang yang sama sekali tidak paham dan cuma ikut-ikutan trend doang. Dan saya sendiri adalah termasuk tipe orang yang disebutkan terakhir tadi. Jujur, saya kurang paham apa yang sedang terjadi sebenarnya sehingga pemerintah perlu memutuskan kebijakan ini, yang saya tahu kebijakan tersebut dampaknya terasa sangat kurang bijak, khususnya buat saya pribadi.

Kalo dipikir-pikir masalahnya memang cukup sepele, dari Rp 6.500 naik menjadi Rp 8.500, itu selisihnya cuma Rp 2.000 (atau orang lebih familiar dengan sebutan 2.000 perak). Kenaikan dengan nominal tersebut memang nggak bakal bikin kita tiba-tiba jadi jatuh miskin. Apalagi di jaman sekarang, uang 2.000 perak bagi sebagian orang hampir udah nggak ada artinya lagi. Dengan 2.000 perak buat beli isi perut aja nggak cukup bikin perut yang lapar menjadi kenyang, mentok-mentok 2.000 perak itu bisa dituker dengan sebungkus mie instan. Itu juga kalo dikonsumsi tiap hari bukannya bikin mie-nya doang yang instan, umur juga bisa-bisa ikutan instan.

Balik lagi ke 2.000 perak. Ngeluarin uang lebih 2.000 perak untuk membeli 1 liter BBM sepintas memang terdengar cukup enteng. Nggak cukup berpengaruh buat isi dompet kita. Tapi masalahnya apakah kendaraan kita cukup mengkonsumsi BBM sebanyak 1 liter selama satu bulan? Saya rasa untuk sebagian besar orang tidak. Untuk saya pribadi sekurang-kurangnya membutuhkan 1 liter untuk satu hari. FYI, saya tinggal di daerah Cakung Jakarta Timur, dan tempat kerja saya berada di Kawasan MM2100 Cibitung, Jawa Barat dengan estimasi jarak tempuh kurang lebih 55 KM bolak balik. Bisa dihitung berapa banyak rupiah yang harus dikeluarkan untuk menukar BBM dalam waktu satu bulan? Yang jelas kalo dihitung banyak sih.... maklum saya agak tolol kalo urusan matematika.

Okeh, masalahnya belum mentok cukup sampai di situ saja. Seperti yang sudah-sudah, kenaikan harga BBM kemungkinan besar akan berdampak pula pada kenaikan harga-harga yang lain. Begitu juga dengan yang terjadi sekarang ini, kenaikan 2.000 perak tadi akan diikuti oleh kenaikan harga-harga yang lain juga pastinya. Bukannya saya kurang bersyukur dengan pendapatan saya saat ini, tapi untuk seorang 'kuli' dengan gaji bulanan pas-pasan seperti saya tentunya ini akan sangat berpengaruh. Saya khawatir, semboyan 'Bekerja Demi Sesuap nasi' akan berubah menjadi 'Bekerja Demi Seliter Bensin'. Ini akan sangat tidak lucu bukan?

Saya memang kurang mengerti tentang apa itu politik ekonomi, kebijakan ekonomi, atau apapun itu. Saya nggak mau ambil pusing dengan semua itu, saya cukup ambil hikmahnya saja.

Semoga keputusan yang diambil oleh orang-orang di atas sana adalah keputusan yang terbaik untuk negeri ini.


Baca juga

0 komentar

Featured Post

Catatan Hati Seorang Pengendara Sepeda Motor

Hampir lima tahun sudah saya menjadi pengguna setia jalanan di Jakarta, hampir lima tahun juga saya mulai membiasakan diri untuk menik...

Like us on Facebook

Ads