Dari Setetes Sperma

Sabtu, Oktober 12, 2013

24 tahun lalu tepat di tanggal ini, gue hanyalah seonggok bayi. Bahkan jauh sebelum itu, gue cuma setetes sperma. Iya... Gue cuma setetes sperma, benda cair yang lengket dengan bau yang khas mirip cairan pemutih.

Dulu gue adalah perenang yang hebat, bahkan lebih hebat dari gue yang sekarang. Iya itu dulu.... Waktu gue masih jadi sperma. Gue merasa beruntung bisa jadi satu-satunya sel sperma yang bisa mengalahkan jutaan sel sperma lainnya dan berhasil lolos seleksi serta bertemu dengan sel telur hingga menjadi embrio, bukan menjadi sperma yang sia-sia tercecer di kamar mandi, yang disiram terus hanyut entah kemana bersama kotoran-kotoran lainnya.

Gue bangga bisa menjadi setetes sperma yang berhasil menjelma menjadi seorang anak manusia seperti sekarang ini setelah sebelumnya kurang lebih 9 bulan berada di dalam kandungan nyokap gue. Tempat yang mungkin gelap dan hangat yang selalu melindungi gue dari berbagai macam kemungkinan. Hingga akhirnya tepat di bulan Oktober 1989 Tuhan mengijinkan gue untuk keluar dari rahim nyokap untuk menjalani semua skenario yang udah Tuhan tuliskan saat gue masih dalam kandungan. Satu hal yang menarik, saat gue lahir gue menangis, dan orang-orang di sekitar gue tertawa menyambut kehadiran gue untuk pertama kalinya ke dunia. Semoga juga skenario yang telah Tuhan tuliskan tadi mencatatkan bahwa kelak ketika suatu saat nanti Tuhan harus memanggil gue kembali, gantian gue yang akan tersenyum dan orang-orang di sekitar gue yang akan menangis untuk melepas kepergiaan gue untuk selama-lamanya.

STOP...!!! Gue rasa paragraf terakhir tadi terlalu serius untuk dibahas. Gimana kalo kita balik ngomongin sperma aja lagi?

Anyway, kali ini gue mau sedikit berbagi ilmu sekaligus beropini. Menurut artikel yang pernah gue baca, konon cairan sperma dipenuhi dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh wanita dan akan sehat apabila dikonsumsi. Dengan kata lain, sperma yang baik disengaja atau pun ga tertelan oleh wanita itu sebenernya ga berbahaya, hal tersebut justru malah menyehatkan. Kalo seandainya penelitian tersebut bener, ga menutup kemungkinan suatu saat nanti bakal ada orang-orang yang jualan sperma secara online dengan target pasar tante-tante senang. Dan cowok-cowok jomblo yang masih sibuk nganggur (katanya sibuk kok nganggur?) kemungkinan besar akan memilih beralih untuk berwirausaha, sebagai penjual sperma tentunya. Karena selain tidak memerlukan banyak modal, proses produksinya juga sangat mudah dan enak serta resiko yang ditimbulkan paling cuma lemes sama ngilu-ngilu doang. Hehehe...

Masih dalam penelitiaan yang sama, disitu juga disebutkan bahwa ternyata sperma mengandung fruktosa, Vitamin C, citric acid, protein, zink dsb. Di mana zat-zat yang sama juga ditemukan di dalam minuman bernergi. Gue curiga, jangan-jangan selama ini Kuku Bima terbuat dari cairan sperma yang dikasih sedikit aroma anggur.

Well, sekian dulu deh tulisan gue tentang sperma. Masih banyak hal yang ga gue inget yang pengen gue share di sini, setidaknya dengan ke-soktau-an gue terutama tentang pengalaman saat gue masih jadi setetes sperma. Gue jadi inget sebuah pepatah : "Mencatat lebih baik dari pada mengingat". Aseli... Nyesel gue kenapa dulu ga sempet bikin diary pas jadi sperma.


Baca juga

4 komentar

Featured Post

Catatan Hati Seorang Pengendara Sepeda Motor

Hampir lima tahun sudah saya menjadi pengguna setia jalanan di Jakarta, hampir lima tahun juga saya mulai membiasakan diri untuk menik...

Like us on Facebook

Ads